Jika ditinjau dari sifat
materi yang dipadukan maka sedikitnya ada dua macam bentuk implementasi
pembelajaran IPA Terpadu, yaitu (1) pembelajaran IPA Terpadu intra disiplin
ilmu, dan (2) pembelajaran IPA Terpadu antar disiplin ilmu. Pembelajaran IPA
Terpadu dikatakan bersifat intra disiplin ilmu jika yang dipadukan adalah
materi-materi (pokok bahasan, konsep, keterampilan, atau nilai-nilai) dalam
satu disiplin ilmu, misalnya dalam satu bidang studi biologi. Suatu
pembelajaran yang memadukan materi bagian-bagian tumbuhan dan keterampilan
mengelompokkan merupakan pembelajaran IPA Terpadu intra disiplin ilmu biologi.
Sementara itu, pembelajaran
IPA Terpadu yang memadukan konsep atau pokok bahasan disiplin ilmu yang satu
dengan disiplin ilmu lainnya dikatakan pembelajaran IPA Terpadu antar disiplin
ilmu. Suatu pembelajaran proses melihat yang memadukan konsep-konsep fisika dan
biologi, dikatakan sebagai pembelajaran IPA Terpadu antar disiplin ilmu.
Pembelajaran IPA Terpadu jenis ini juga dapat terjadi antara bidang studi
fisika dan kimia, atau bidang studi biologi dan kimia, serta antara bidang
studi ilmu bumi dan kimia.
Fogarty (1991) mengemukakan bahwa terdapat 10 tipe pembelajaran
Terpadu. Namun dengan mempertimbangkan berbagai teknis penerapannya, studi IPA
di Jawa Timur (1999 s/d 2002) memilih tiga tipe pembelajaran IPA Terpadu untuk
diterapkan, yaitu (a) model keterhubungan (connected), (b) model jaring
laba-laba (webbed), dan (c) model keterpaduan (integrated).
1.
Model keterhubungan
adalah model pembelajaran IPA Terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain,
satu keterampilan dengan keterampilan lain di dalam satu
disiplin ilmu. Sebagai contoh, guru secara sengaja memadukan antara konsep
perubahan wujud dan energi matahari dalam disiplin fisika.
2. Tipe
jaring laba-laba merupakan tipe pembelajaran IPA Terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Dengan pendekatan ini, pengembangan pembelajaran IPA
Terpadu dimulai dengan menentukan tema tertentu, misalnya interaksi. Tema dapat
ditetapkan dengan kesepakatan antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan
cara diskusi sesama guru.
Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan
sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan oleh siswa
3. Tipe keterpaduan
merupakan tipe pembelajaran IPA Terpadu yang menggunakan pendekatan antar
disiplin ilmu. Tipe ini diusahakan dengan cara menggabungkan disiplin ilmu
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep,
dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa disiplin ilmu.
Berbeda dengan tipe jaring laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan
pengembangannya sebagai langkah awal, maka dalam tipe keterpaduan tema yang
berkaitan dan bertumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan
dipilih guru dalam tahap perencanaan program.
Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan, dan sikap
yang akan dibelajarkan dalam satu semester dari beberapa disiplin ilmu dalam
Sains. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang
memiliki keterkaitan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa disiplin
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar