Pembelajaran IPA Terpadu merupakan konsep pembelajaran
IPA Terpadu dengan situasi lebih “alami” dan situasi dunia nyata siswa, serta
mendorong siswa membuat hubungan antar cabang IPA dan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran
IPA Terpadu adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan
pengalaman sesungguhnya.
Pembelajaran IPA Terpadu merupakan pembelajaran bermakna
yang memungkinkan siswa menerapkan konsep-konsep sains dan berpikir tingkat
tinggi (HOTS = High Order Thinking Skills).
Selain itu pembelajaran IPA Terpadu mendorong siswa untuk tanggap dalam
linkungan dan budayannya.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari
“bertanya”. Sebelum tahu AIDS, seseorang bertanya “jenis penyakit apakah AIDS
itu?”, “Apakah penyebab penyakit AIDS?”. Bertanya baik dilakukan oleh guru
maupun siswa, merupakan ciri utama pembelajaran IPA Terpadu. Bertanya dalam
pembelajaran IPA Terpadu dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,
membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Selain itu bagi siswa,
kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang
berbasis inkuiri, yang menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Apabila bertanya merupakan ciri utama pembelajaran IPA
Terpadu maka menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
tersebut. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan dan
menggeneralisasi sendiri. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran IPA Terpadu guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun
materi yang diajarkannya.
Siklus inkuiri haruslah merupakan salah satu langkah yang
diterapkan dalam pembelajaran IPA Terpadu dengan
langkah-langkah observasi, bertanya, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data,
dan menyimpulkan.
Pada saat ini banyak temuan Sains diperoleh dari
kerjasama antar ilmuwan, baik yang berlatar belakang disiplin ilmu yang sama
maupun yang berbeda. Oleh sebab itu hasil pembelajaran IPA Terpadu seyogyanya
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran IPA Terpadu guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam
kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah,
yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap materi mendorong
temanya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan
seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan,
jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya.
Ketika seorang siswa baru belajar mengukur hambatan
listrik dengan multitester, ia bertanya kepada temannya “bagaimana caranya?
Tolong bantu aku ya”, lalu temannya yang sudah biasa menunjukan cara
mengoperasikan alat itu. Dengan demikian, dua orang siswa itu sudah membentuk
masyarakat belajar (learning community). Hasil belajar diperoleh dari
“berbagi pengalaman” antar teman, antar kelompok, dan yang antara yang tahu dan
belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang di
luar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar.
Pemodelan merupakan ciri lain pembelajaran IPA Terpadu.
Pembelajaran yang melatihkan keterampilan dan pengetahuan tertentu dengan pemodelan seperti mengoperasikan alat,
cara menganalisis data dalam proses pengolahan data eksperimen, mengamati obyak
IPA dan lain lain. Pemodelan ini mrmberikan contoh cara mengerjakan sesuatu
atau bagaimana cara belajar. Model tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga
dengan menunjuk siswa yang dilibatkan sebagai model. Penunjukan melalui
pengamatan siswa yang ditunjuk, benar-benar dapat melakukan dari pengalaman
maupun belajar sebelumnya untuk mencapai standar kompetensi yang harus
dicapainya
Selain itu guru juga dapat melakukan kolaborasi dengan
mendatangkan ahli/pakar kekelas sebagai model. Apapun keahlian model tujuannya
adalah memodelkan cara sesuatu untuk memberikan pengalaman secara langsung
kepada siswa
Refleksi merupakan bagian penting dalam pembelajaran IPA
Terpadu, Dalam refleksi atau merupakan cara berpikir apa yang telah dipelajari,
apa yang baru dipelajari atau pengalaman dimasa lalu yang masih diingat dan
dihubungkan dengan penegetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi
dari pengetahuan sebelumnya .
Pengetahuan yang bermakna dapat diperleh dari proses.
Perluasan pengetahuan siswa dapat dilakukan melalui konteks pembelajaran dan
dikembangkan tahap demi tahap. Guru dapat membantu siswa menghubungkan antara
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Sehingga
siswa mendapatkan pengalaman dan merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi
dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya
Kunci dari semua pembelajaran ini adalah bagaimana
pengetahuan yang diberikan sampai ke memori jangka panjang sehingga dapat
mengembangkan ide-ide baru serta kebermaknaannya bagi dirinya.
Setiap akhir pembelajaran sebaiknya guru dapat merefleksi
diri seperti: apa yang
diperolehnya hari ini, catatan siswa, kesan dan saran siswa, diskusi dan presentasi, dan hasil karya yang dilakukan.
Penilaian
yang dilakukan merupakan proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang
dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Hal ini sangat berguna
bagi guru agar dapat memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran
dengan benar. Kendala yang timbul harus segara diatasi dengan mengambil
alternative tindakan yang tepat untuk membantu kesulitan yang dialami siswa.
Sebaiknya penilaian dilakukan sepanjang proses pembelajaran dengan
mengintegrasikan dengan kegiatan belajarnya. Penilaian ini menekankan pada
upaya membantu siswa agar dapat menemukan cara belajarnya dengan tepat, bukan
ditekankan pada seberapa banyak informasi yang diperoleh siswa di akhir
pembelajaran.
Karena
penilaian ini menekankan proses pembelajaran, maka data dan informasi yang
dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan proses pembelajaran. Guru yang ingin mengetahui perkembangan belajar
sains bagi para siswanya harus mengumpulkan data dari kegiatan nyata saat para
siswa bekerja ilmiah, bukan pada saat para siswa mengerjakan tes tulis sains.
Data dan informasi yang diambil dari kegiatan siswa saat siswa bekerja ilmiah
baik di dalam laboratorium maupun di lingkungan sekitar itulah disebut data
autentik.
Kemajuan
belajar dinilai dari proses juga, bukan selalu hasil. ketika guru mengajarkan
tentang pengamatan, siswa yang mampu memilih alat dengan tepat dan melakukan
pengamatan dengan benar dan menghasilkan hasil pengamatan yang akurat, dialah
yang memperoleh nilai tinggi. Penilaian
autentik menilai pengetahuan dan kinerja (performance) yang diperoleh
siswa. Penilai bisa saja tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau
orang lain.
Dalam
pembelajaran IPA Terpadu banyak hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai
prestasi siswa secara autentik. Penilaian tersebut dapat berupa gabungan dari
beberapa hal berikut: Proyek (kegiatan dan laporannya), PR, kuis, karya
siswa, karya tulis, presentasi, demonstrasi, laporan, hasil tes tulis, dan jurnal siswa. Intinya, dengan penilaian autentik,
pertanyaan yang ingin dijawab adalah “Apakah siswa telah belajar IPA Terpadu?”
Jadi siswa dinilai kemampuannya dalam IPA Terpadu dengan berbagai cara. Kemampuan siswa diukur tidak selalu dari
hasil ulangan tulis.
How to Win at Blackjack and Other Slots by Casino | KTMH
BalasHapusLearn 하남 출장샵 how to win 김천 출장안마 at Blackjack, other popular 서귀포 출장안마 casino table games and learn 남원 출장마사지 how to win at blackjack and other casino table 경상남도 출장마사지 games.