Untuk membuat rancangan perangkat pembelajaran IPA
Terpadu, diperlukan persiapan dan perencanaan matang untuk menjamin terjadinya
pengalaman belajar yang sukses bagi siswa. Pertimbangan-pertimbangan yang
diperlukan ketika merancang pembelajaran IPA Terpadu meliputi:
A.
Analisis
kurikulum
Langkah
pertama dalam membuat rancangan pembelajaran IPA Terpadu adalah menganalisis
kurikulum untuk mendapatkan SK dan KD yang akan dipilih, mengenali bidang yang
cocok untuk dikaji. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang guru atau sekelompok
guru IPA yang disarankan untuk mengadakan suatu sesi curah pendapat untuk mengenali
tema yang mungkin. Saat mempertimbangkan tema, beberapa faktor perlu
diperhitungkan. Pertama adalah minat siswa. Suatu tema harus mampu menangkap
minat dan rasa ingin tahu siswa sekaligus memotivasi dan menantang.
Keterlibatan siswa dalam curah pendapat awal dapat membantu dalam penentuan
subjek apa yang merangsang minat dan
keingintahuan siswa. Faktor kedua yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan topik adalah lingkup topik. Akhirnya, faktor ketiga yang perlu
dipertimbangkan ketika pemilihan tema adalah menilai apakah sumber-sumber yang
tersedia memadai untuk aktivitas agar aktivitas tersebut dapat dilaksanakan
secara utuh dan berhasil. Guru harus memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan bahan
dan alat cukup tersedia dan mudah diperoleh.
Sebuah
petunjuk ringkas untuk mempertimbangkan ketika merencanakan sebuah rancangan
pembelajaran IPA Terpadu, sebagai berikut:
a.
Pilihlah sebuah tema yang
cocok.
b.
Ajak seluruh siswa dalam
kelas untuk mendiskusikan kemungkinannya.
c.
Tentukan fokus
belajarnya.
d. Ajukan daftar aktivitas-aktivitas yang beragam berkaitan
dengan topik.
e. Kembangkan strategi untuk melibatkan potensi rumah.
f.
Ciptakan
atmosfer belajar informal dan rileks.
g. Berbagi informasi sehari-hari pada topik yang dikaji.
h. Temui siswa-siswa untuk menentukan dan merefleksi
tujuan-tujuan personal.
i.
Dorong
kebebasan, kreativitas, dan penemuan.
j.
Dorong
siswa untuk bekerja sama.
k. Beri kesempatan pada siswa untuk berbagi pengalaman.
l.
Libatkan
nara sumber seperti pustakawan, artis, para professional, kelompok relawan,
dll.
m. Dorong siswa untuk menyajikan kerja mereka kepada
lainnya, termasuk siswa-siswa, para orang tua, kelompok-kelompok relawan, dan
pensiunan.
n. Beri penekanan pada teknik-teknik reflektif dan tanggung
jawab untuk evaluasi.
B.
Hasil yang Diharapkan (Analisis Tujuan)
Setelah menentukan SK dan KD, memilih sebuah tema , guru
harus menentukan hasil yang diharapkan dari rancangan pembelajaran tersebut,
yakni apa yang diharapkan pada siswa untuk diketahui dan dikerjakan setelah
suatu pembelajaran selesai dilaksanakan? Hasil belajar harus merefleksikan isi,
keterampilan, perilaku, dan sikap. Hasil belajar yang berupa isi harus merujuk
pada harapan-harapan sekolah atau Dinas Pendidikan, tetapi boleh juga
dikembangkan dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari tema itu sendiri.
Setelah beberapa pertanyaan pemandu telah diidentifikasi,
pertanyaan-pertanyaan itu dapat digunakan untuk menentukan hasil belajar yang
berupa isi dari rancangan pembelajaran tersebut.
C.
Mengaitkan
Tema dengan Hasil Belajar ( Analisis materi)
Setelah
menentukan hasil belajar dari rancangan pembelajaran IPA Terpadu, guru dapat
memulai untuk memilih IPA Terpadu yang sesuai, misalnya tipe yang cocok
adalah jaring laba-laba yang merupakan sebuah peta visual tentang
bagaimana berbagai bidang muatan dapat dipadukan secara efektif untuk mendukung
tema yang dipilih. Tentu saja hal itu bergantung pada lingkup dan fokus tema
dan tidak setiap disiplin ilmu akan sesuai untuk dipadu, hanya bidang-bidang
yang secara alamiah mendukung dan komplementer terhadap tema yang layak untuk
dipadu sehingga kita tidak perlu mencoba untuk memadukan setiap disiplin ilmu
dalam Sains untuk setiap tema. Memaksakan pemaduan isi yang tidak logis atau
tidak alamiah akan menghilangkan nilai pembelajaran IPA Terpadu. Setelah
mengisikan SK dan KD yang akan dipadukan dalam salah satu tipe IPA Terpadu yang
dipilih akan dilanjutkan dengan menganalisis konsep-konsep dasar materi
tersebut dan menyusunnya dalam peta konsep
D.
Memilih dan Mengembangkan Aktivitas (Analisis
kegiatan)
Selanjutnya guru harus memilih atau mengembangkan
aktivitas-aktivitas yang tidak hanya menghubungkan disiplin ilmu bersama-sama,
tetapi juga mengkaitkan subjek-subjek ke tema secara keseluruhan. Sebagai
tambahan terhadap pemilihan aktivitas yang mengkaitkan kurikulum pada tema,
guru harus merencanakan aktivitas yang mencerminkan tingkat-tingkat yang
berbeda pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Para siswa harus diminta
tidak hanya untuk belajar tema pada tingkat faktual, tetapi menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi informasi dan isu berkenaan dengan tema. Ketika
memilih aktivitas, guru harus secara konsisten merujuk kembali ke hasil belajar
yang diharapkan dan tujuan untuk meyakinkan bahwa setiap aktivitas dalam
berbagai cara benar-benar menopang hasil-hasil dan tujuan itu.
Aktivitas IPA Terpadu seharusnya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk “belajar sambil berbuat” dalam Sains.
Aktivitas-aktivitas yang dipilih harus
mengandung prinsip-prinsip penting berkaitan dengan konsep-konsep individual.
Sebagai contoh, saat mempelajari gravitasi bumi, siswa dikenalkan dengan cara
sederhana untuk mengetahui efek gravitasi pada benda hidup (cacing tanah).
Masing-masing aktivitas harus dekat dengan pertanyaan-pertanyaan penyelidikan
dan penerapan yang menyebabkan siswa harus mengkaitkan topik Sains yang
diselidiki dengan konsep-konsep lain dalam Sains, sambil menunjukkan prosedur
dan material secara jelas, siswa didorong untuk mengajukan saran-saran
berkenaan dengan cara-cara alternatif untuk mendekati beberapa masalah eksperimental.
Mereka harus ditanya dan ditantang untuk mengkaitkan pengalaman laboratorium
terhadap apa yang dipelajari di kelas dan di luar kelas.
Aktivitas-aktivitas yang dipersiapkan sebaiknya tidak
menuntut penyiapan alat-alat yang canggih. Aktivitas-aktivitas itu sebaiknya
dirancang untuk mengeksplorasi Sains melalui pendekatan sederhana dan menantang
terhadap masing-masing topik. Latar belakang perlu disediakan untuk membantu
guru dan siswa membuat keterhubungan antar disiplin ilmu sehingga dapat diselidiki.
Cara lain dalam merancang pembelajaran, pertama guru
mengenali wilayah isi yang menyediakan berbagai hal yang sesuai dengan tema.
Selanjutnya guru mengembangkan atau memilih aktivitas pada masing-masing subjek
yang secara logis mendukung dan terpadu dengan tema. Hasil-hasil kegiatan dalam
kelas sedapat mungkin digeneralisasikan pada lingkungan yang lebih luas,
sehingga siswa mengembangkan kesadarannya terhadap dampak-dampak kajian,
misalnya dampak negatif dari polusi. Sebagai tambahan, para siswa disarankan
untuk membuat jurnal dari aktivitasnya untuk membandingkan kondisi kajiannya
pada tempat-tempat yang berbeda. Hasil-hasil kajian ini sedapat mungkin
digrafikkan untuk kebutuhan perbandingan visual.
Akhirnya, guru harus mengidentifikasi aktivitas kulminasi
yang harus dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Para siswa akan mempraktekkan
beberapa pengetahuan mereka tentang kajiannya, misalnya mempraktekkan
pengetahuan mereka tentang polusi dan lingkungan selama belajar wisata dengan
membersihkan danau atau sungai setempat. Mereka juga merancang beberapa tipe
rencana konservasi untuk rumah atau sekolah mereka. Pada akhirnya, para siswa
akan diberi tes, baik tertulis, lisan, atau perbuatan untuk menentukan sejauh
mana mereka menuntaskan lingkup isi pembelajaran.
E. Mengembangkan Rencana Penilaian (Analisis
soal/Asesmen IPA Terpadu)
Guru harus mengumpulkan beberapa tipe rencana
penilaian yang dapat digunakan untuk mendemonstrasikan ketuntasan siswa dari
hasil belajar yang diharapkan. Rencana harus memuat kriteria untuk menilai
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Penilaian boleh mengandung komponen
formatif, termasuk kerja portofolio dan evaluasi proses, atau kombinasi antara
penilaian formatif dan sumatif, termasuk tes tulis dan tugas-tugas kinerja.
Sebagai tambahan, banyak guru memilih untuk menyimpulkan pelajaran berbasis
tema dengan aktivitas kulminasi semacam pameran hasil kerja, drama atau studi
wisata.
Akhirnya, tema merupakan satu cara untuk mendekati
pembelajaran IPA Terpadu yang memperkenankan siswa untuk membuat hubungan antar
subjek, konsep atau gagasan. Melalui pembelajaran berbasis tema, guru dapat
menawarkan pada para siswa kesempatan untuk mengeksplorasi materi yang relevan
secara mendalam, mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi, dan membuat
keterhubungan antara sekolah dan dunia nyata.
0 komentar:
Posting Komentar